Senin, 17 Desember 2012

Seni untuk Pendidikan Karakter Bangsa

[Liputan FSI 2012]


13499561311739853740
Festival Seni Internasional 2012 di Yogyakarta
JOGJA, PITOPANG — Sejak hari Senin hingga Jumat atau 8-12 Oktober 2012 ini diadakan Festival Seni Internasional di Yogyakarta. Diadakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni dan Budaya di Klidon, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Tema dari FSI 2012 adalah “Seni untuk Pendidikan Karakter Bangsa” atau “Art For Character Building’.
FSI 2012 kali ini adalah penyelenggaraan yang keempat kalinya. Acara ini diadakan setiap dua tahun sekali. FSI merupakan salah satu acara internasional yang di adakan di Yogyakarta dengan mengundang peserta dari seluruh indonesia serta dari mancanegara.
Kemaren saya berkesempatan mengunjungi dan menikmati suguhan FSI. Seharian saya disana sejak pukul delapan pagi hingga pukul Sembilan malam karena kebetulan sedang ada tugas disana. Akhirnya selain melaksanakan tugas juga bisa ikut menikmati kemeriahan penyelenggaraan FSI pada tahun ini.
1350040549475060964
panggung utama FSI 2012
13500406021530650400
13500406761999147112
FSI pada tahun ini memang sangat luar biasa dan megah. Saya baru tahun ini bisa ikut menikmati suasana kemeriahan yang ada di FSI. Selama lima hari ini, FSI penuh dengan berbagai kegiatan yang sangat bermanfaat seperti seminar internasional pendidikan seni, pameran karya seni guru dan siswa produktif, berbagai lomba seni untuk guru dan siswa, kolaborasi dengan seniman internasional, pertunjukan seni tradisi nusantara, workshop animasi dan game tech, festival band untuk siswa SMA/SMK se jawa dan Bali, serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan seni.
Selain itu, akan digelar eksibisi Seni Pertunjukan Internasional yang akan menampilkan seniman maupun grup kesenian mancanegara dengan karya yang akan ditampilkan berupa karya perseorangan, grup, kolaborasi dengan seniman atau pelaku seni dari dalam negeri maupun kolaborasi dengan guru peserta diklat.
Dalam FSI 2012 ini juga akan digelar Seminar Internasional Pendidikan Seni, yang menyajikan tema ’Local Wisdom to Save The Earth’ yang bertujuan untuk mengindentifikasi kearifan lokal, perilaku dan produk seni budaya warisan sebagai bahan dasar pendidikan karakter bangsa,
Sejak pagi hingga malam hari saya bisa menikmati acara yang disuguhkan di FSI secara gratis. Diawali dengan lomba band yang pesertanya dari seluruh indonesia. Kemaren ada empat band yang tampil. Ada yang datang dari Jakarta, Surabaya maupun dari band-band SMA di Yogyakarta sendiri.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan apresiasi dan ruang kreasi bagi guru seni dan budaya untuk menampilkan hasil karya terbaik mereka dalam rangkan meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan seni dan budaya.
Diharapkan, dengan kegiatan itu guru-guru seni dan budaya dapat berkiprah pada lima aspek yang meliputi sosio edukasi, sosio budaya, sosio ekonomi, jati diri, dan komunikasi budaya.
Beberapa gambar dibawah ini saya ambil ketika sedang istirahat bertugas. Saya bisa berkeliling mengunjugi banyak pameran yang ada disana.
1350040901558679223
13500409481734945721
1350041014977911564
1350041090811331582
1350041124422330580
1350041187100087120
1350041212263336061
135004123621422131561350041261336831158
13500413712038597041
13500413941908413675
1350041486911165184
13500415232066902889
1350041589160478556713500416921170078
13500417261373948078
Setelah itu sorenya pengunjung bisa ikut menikmati pertunjukan seni tradisi indonesia. Kemaren itu menampilkan dua macam seni tradisi yang berasal dari Wonogiri. Pemainnya juga langsung datang dari Wonogiri. Malam harinya pengunjung juga bisa menikmati suguhan penampilan yang dibawakan seniman dalam negeri yang berkolaborasi dengan seniman mancanegara.
Biasanya baru sejak sore hingga malam hari yang ramai pengunjung. Karena banyak yang sudah pulang kerja ataupun yang pulang dari sekolah atau kampus. Malam hari biasanya banyak dikunjungi oleh anak muda maupun orang tua yang datang dengan mengajak anak-anak mereka.
13500417741124182979135004182440874469313500418597559149111350041880136630848613500419101073104556
135004195715349704791350042028474790345
13500420601637802565
Kembali kita pada tema yang diangkat pada acara tahun ini yakni “Seni untuk Pendidikan Karakter Bangsa”. Seni memang sangat perlu diajarkan pada anak sejak usia dini karena seni bisa membentuk karakter anak. Anak yang mempunyai bakat di bidang seni lebih memiliki karater yang baik. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa menyebarkan virus seni yang dapat meminimalisir kebiasaan tawuran yang dilakukan oleh siswa SMA/SMK.

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN

Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi.  Mudah ya, penjelasan ini.
Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.
Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.
Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.
Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.

SENI TRADISIONAL dan MANCANEGARA


    A.     SENI TRADISIONAL NUSANTARA.
Seni tradisional adalah bentuk seni yang berpedoman pada suatu aturan atau kaidah secara turun temurun.Seni tradisional juga merupakan unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu suku bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.
Seni tradisional terdiri dari :
1) Seni Primitif, yaitu seni yang lahir dari bentuk kebudayaan yang paling awal dan belum mendapat pengaruh dari luar.
2) Seni klasik, yaitu seni yang telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan karena adanya pengaruh dari luar.

Ciri-ciri seni tradisional :
•Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
•Terikat dengan pakem-pakem tertentu.

Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan.Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karakter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis.Begitu banyak seni tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Seni sebagai media pengungkapan terbagi atas 5 cabang yaitu :
a. Seni rupa, yaitu seni yang mengungkapkan melalui media bahan, cat (pewarna), garis dan bentuk. Seni rupa tradisional, contohnya patung wamena dari Papua.
b. Seni musik, yaitu seni yang diungkapkan melalui media bunyi – bunyian atau suara. Musik tradisional, contohnya suling, angklung, serunai, rebab dan lain-lain.
c. Seni Tari, yaitu media seni yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh. Tari tradisional, contohnya tari reog ponorogo, tari serimpi, tari saman dan lain-lain.
d. Seni sastra, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata dan bahasa. Sastra tradisional, contohnya mitos, legenda, hikayat, suluk dan lain-lain.
e. Seni Teater, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak, bunyi/suara dan rupa (merupakan seni multimedia).Teater tradisional, contohnya lenong, ludruk, kethoprak dan lain-lain.
B.SENI TRADISIONAL MANCANEGARA

SENI MUSIK TRADISIONAL
Setiap negara di dunia memiliki kebudayaan yang mencerminkan kekhasan masing-masing.Setiap negara juga memiliki pengalaman sejarah yang berbeda-beda, baik dari segi ideologi, karakter kehidupan sosial, lingkungan alam, maupun alat musik tradisional.Dalam hal kesenian, selain tarian dan sastra, setiap negara memiliki alat musik tradisional. Alat musik tradisional memiliki ciri dan keunikan tersendiri, baik dari bentuk maupun cara memainkannya.
Berikut ini merupakan contoh beberapa alat musik tradisional mancanegara :
1.      Balalaika (Rusia)
Balalaika merupakan alat musik tradisional Rusia yang sudah ada sejak 350 tahun lalu.Alat musik tradisional ini berbentuk segi tiga.Sebagian besar memiliki tiga senar, namun ada pula yang memiliki empat senar.
 2.      Gayageum (Korea)
Gayageum adalah alat musik petik tradisional Korea yang berupa kecapi dengan 12 senar.Alat musik ini diciptakan raja ke-6 dari Kerajaan Gaya, yakni Gasil.Gayageum kemudian disebarkan ke Kerajaan Silla dan masih dimainkan hingga kini.
 3.      Erhu (China)
Erhu merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer di samping Guzheng dan Dizi.Secara umum, keluarga alat musik gesek ini dikenal juga dengan istilah huqin yang berarti "alat musik orang barbar".Dinamakan demikian karena diperkenalkan oleh orang barbar yang berasal dari Asia Tengah.

 4.      Koto (Jepang)
Koto adalah alat musik tradisional Jepang yang menyerupai kecapi.Alat ini masuk ke Jepang sejak abad ke-7.Di masa itu, koto dimainkan sebagai salah satu bagian musik Istana.Koto dimainkan sebagai alat musik tunggal, tanpa iringan alat musik lain, dan menjadi populer di masyarakat sejak abad ke-17.
5.      Birimbu (Brazil)
Birimbau merupakan alat musik tradisional dari Brasil yang digunakan dalam jogo atau permainan dalam capoeira.Beberapa bagian dari birimbau adalah kabasa, dobra, dan vagante.Dalam memainkannya, birimbau biasanya dilengkapi dengan satu alat musik lagi yang disebut dengan kasisi. Alat musik lain yang digunakan dalam permainan jogo adalah atabaki.
6.      Aulos (Yunani)
Aulos adalah alat musik tiup tradisional asal Yunani-Romawi.Aulos juga ditemukan di daerah Mesir dan sekitarnya.Alat musik ini terbuat dari kayu. Bentuknya terdiri atas dua buah tabung seruling yang disatukan dan memiliki empat atau lima lubang nada. Alat ini sulit untuk dimainkan karena memiliki dua buluh yang disatukan.




SENI TRADISIONAL NUSANTARA DAN MANCANEGARA :)


    A.     SENI TRADISIONAL NUSANTARA.
Seni tradisional adalah bentuk seni yang berpedoman pada suatu aturan atau kaidah secara turun temurun.Seni tradisional juga merupakan unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu suku bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.
Seni tradisional terdiri dari :
1) Seni Primitif, yaitu seni yang lahir dari bentuk kebudayaan yang paling awal dan belum mendapat pengaruh dari luar.
2) Seni klasik, yaitu seni yang telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan karena adanya pengaruh dari luar.

Ciri-ciri seni tradisional :
•Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
•Terikat dengan pakem-pakem tertentu.

Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan.Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karakter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis.Begitu banyak seni tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Seni sebagai media pengungkapan terbagi atas 5 cabang yaitu :
a. Seni rupa, yaitu seni yang mengungkapkan melalui media bahan, cat (pewarna), garis dan bentuk. Seni rupa tradisional, contohnya patung wamena dari Papua.
b. Seni musik, yaitu seni yang diungkapkan melalui media bunyi – bunyian atau suara. Musik tradisional, contohnya suling, angklung, serunai, rebab dan lain-lain.
c. Seni Tari, yaitu media seni yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh. Tari tradisional, contohnya tari reog ponorogo, tari serimpi, tari saman dan lain-lain.
d. Seni sastra, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata dan bahasa. Sastra tradisional, contohnya mitos, legenda, hikayat, suluk dan lain-lain.
e. Seni Teater, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak, bunyi/suara dan rupa (merupakan seni multimedia).Teater tradisional, contohnya lenong, ludruk, kethoprak dan lain-lain.
B.SENI TRADISIONAL MANCANEGARA

SENI MUSIK TRADISIONAL
Setiap negara di dunia memiliki kebudayaan yang mencerminkan kekhasan masing-masing.Setiap negara juga memiliki pengalaman sejarah yang berbeda-beda, baik dari segi ideologi, karakter kehidupan sosial, lingkungan alam, maupun alat musik tradisional.Dalam hal kesenian, selain tarian dan sastra, setiap negara memiliki alat musik tradisional. Alat musik tradisional memiliki ciri dan keunikan tersendiri, baik dari bentuk maupun cara memainkannya.
Berikut ini merupakan contoh beberapa alat musik tradisional mancanegara :
1.      Balalaika (Rusia)
Balalaika merupakan alat musik tradisional Rusia yang sudah ada sejak 350 tahun lalu.Alat musik tradisional ini berbentuk segi tiga.Sebagian besar memiliki tiga senar, namun ada pula yang memiliki empat senar.
 2.      Gayageum (Korea)
Gayageum adalah alat musik petik tradisional Korea yang berupa kecapi dengan 12 senar.Alat musik ini diciptakan raja ke-6 dari Kerajaan Gaya, yakni Gasil.Gayageum kemudian disebarkan ke Kerajaan Silla dan masih dimainkan hingga kini.
 3.      Erhu (China)
Erhu merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer di samping Guzheng dan Dizi.Secara umum, keluarga alat musik gesek ini dikenal juga dengan istilah huqin yang berarti "alat musik orang barbar".Dinamakan demikian karena diperkenalkan oleh orang barbar yang berasal dari Asia Tengah.

 4.      Koto (Jepang)
Koto adalah alat musik tradisional Jepang yang menyerupai kecapi.Alat ini masuk ke Jepang sejak abad ke-7.Di masa itu, koto dimainkan sebagai salah satu bagian musik Istana.Koto dimainkan sebagai alat musik tunggal, tanpa iringan alat musik lain, dan menjadi populer di masyarakat sejak abad ke-17.
5.      Birimbu (Brazil)
Birimbau merupakan alat musik tradisional dari Brasil yang digunakan dalam jogo atau permainan dalam capoeira.Beberapa bagian dari birimbau adalah kabasa, dobra, dan vagante.Dalam memainkannya, birimbau biasanya dilengkapi dengan satu alat musik lagi yang disebut dengan kasisi. Alat musik lain yang digunakan dalam permainan jogo adalah atabaki.
6.      Aulos (Yunani)
Aulos adalah alat musik tiup tradisional asal Yunani-Romawi.Aulos juga ditemukan di daerah Mesir dan sekitarnya.Alat musik ini terbuat dari kayu. Bentuknya terdiri atas dua buah tabung seruling yang disatukan dan memiliki empat atau lima lubang nada. Alat ini sulit untuk dimainkan karena memiliki dua buluh yang disatukan.




Kegiatan Apresiasi Seni


a.Persepsi

Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tarian-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi maupun modern. Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan mengarahkan kemampan dengan mengidentifikasi bentk seni.
Manusia mempersepsi stimulus yang diamati berdasarkan struktur pengetahuan atau skema yang ada pada dirinya. Skema yang dimaksud adalah organisasi dan intelegensi pengetahuan yang digunakan untuk menginterpretasikan masukan yang datang. Skema setiap orang berbeda sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing masing.Jadi persepsi adalah kesadaran kita atas dunia  sekitar berdasarkan informasi yang datang lewat pengenderaan, atau sering juga disebut sebagai kenyataan faktual kelengkapan manusia
Ada tiga jenis persepsi  yang digunakan orang dalam menilai benda benda artefak budaya yaitu persepsi praktis, persepsi analitis dan persepsi apresiatf (Stephen C Pepper, 1976: 7) di mana penggunaan masing masing jenis persepsi tersebut berbanding lurus dengan tujuan dan pola berpikir seseorang dalam memaknai obyek.
·         Presepsi praktis adalah kesadaran intelegensi dan respon psikologis yang diarahkan ke peroalan persoalan praktis. Dalam hal ini repon yang diberikan terhadap rangsangan dilihat dari aspek relasi-fungsional. Obyek /stimulan ditanggapi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan akir.
·         Persepsi analitis adalah persepsi yang memandang stimulator sebagai instrumen untuk mendapat kualifikasi relasional baik di antara obyek lain maupun kualifikasi atas bagian per bagian dari benda itu sendiri atas dasar proses sebab-akibat; atau memasukkan setiap bagiannya ke dalam unsur yang dapat dikorelasikan dan diformulasikan ke dalam rumusan tertentu.
·         Sedangkan persepsi apresiatif adalah suatu usaha memandang stimulan sebagai media untuk memperoleh pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan sehingga di peroleh pengalaman estetis atas obyek yang diamati.
b.Pengetahuan
              Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalakan, maupun istilah-istilah yang bisa digunakan di masing-masing bidang seni.

c.Pengertian
               Pada tingkat ini, harapan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.

d.Analisis
             
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi. Menganalisa perhubungan sifat-sifat tampak seperti unsure-unsur seni, prinsip dan stuktur, menganalisa kualiti ekspresif seperti mood dan suasana, menghauraikan stail sesuatu karya

e.Penilaian
              
 Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian terhadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subjektif maupun objektif. Membuat penilaian berdasarkan kepada criteria yang bersesuaian seperti keaslian, gubahan, teknik dan fungsi, menilai hasil seni berdasarkan kepada pengertiannya dari segi individu, social, keaagamaan dan kepercayaan, sejarah serta keseniaannya.


f.Apresiasi
                Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga hal: value (nilai,) empathy, dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna atau fungsi seni dalam masyarakat. Sedangkan empathy, kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling, lebih pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni.
1.      PROSES APRESIASI
a.       Apresiasi afektif : apresiasi yang terjadi apabila pengamat seni cepat mengalami empati dan rasa puas. Tidak mencakup hal – hal yang logis.
b.      Apresiasi kreatif : apresiasi yang terjadi apabila pengamat seni sadar dalam melakukan penghayatan dan penilaian serta menggunakan aspek logika dalam menentukan nilai suatu karya seni.